Nafas Hidup Bernama Kreatifitas
Djali Gafur
Judul Buku: Proses Kreatif " Mengapa dan Bagaimana Saya Mengarang" (Jilid I)
Editor:Pamusuk Eneste
Penerbit: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
Cetakan: Juni 2009
Tebal:xiv + 258
  
Perkenalan peradaban manusia  dengan dunia tulis-menulis sudah berlangsung semenjak pertama kali manusia  (mesir kuno) mengenal tulisan atau 4000 tahun SM. Digunakanya tulisan sebagai  media komunikasi menandai peralihan zaman. Peradaban manusia memasuki era baru  dari zaman prasejarah menuju zaman sejarah. Artinya menulis bukanlah hal baru  dan istimewa di zaman kita sekarang ini.
Selintas, menulis adalah perkara mudah. Semua orang pasti pernah melakukannya, menulis sebait kata,  sebaris kalimat atau membuat catatan singkat. Bahkan saat ini menulis (penulis)  menjadi profesi baru ditengah maraknya industri percetakan dan semakin ramainya tokobuku-tokobuku di serbu pembeli.
Namun, bila ditelisik lebih  jauh, berapa banyak dari tulisan yang dihasilkan ternyata hanyalah sambilalu  saja, menjadi obrolan sesaat kemudian lenyap, muncul lagi yang lainnya. Karya tersebut tidak mampu memberi arti bagi si penulis maupun si pembaca,  keduanya hilang tegelam terseret zaman. Ternyata menulis bukan hanya persoalan menumpakhan rasa dalam bahasa kata-kata (tulisan) namun lebih jauh dari  itu menulis atau mengarang merupakan suatu Proses Kreatif.
Lantas, apa itu proses kreatif?
Proses kreatif adalah suatu  proses yang mulai kelihatan sejak kecil, sejak kesadaran pertama. Bakat dan pengalaman memegang peranan dalam proses  ini. Karena bakat dan pengalaman berkembang dalam usia, maka aspek jasmani  tidak boleh ketingalan (Gerson Poyk)
Dalam buku ini, Sebanyak 12  sastrawan Indonesia terkemuka mengisahkan proses kreatifnya, kisah-kisah yang  sangat menarik dan inspiratif. Bagaimana Pramoedya menciptakan Perburuan  dan keluarga Gelirya? Bagaimana sajak Sitor Situmorang dilahirkan? bagaimana  Hamsad Rangkuti menulis cerpen-cerpennya hingga mudah di pahami murid SD kelas  lima sekalipun? Bagaimana pergulatan kerasnya hidup Gerson Poyk memberi warna  khas dalam karya-karyanya? Bagaimana Sapardi Djoko Damono mengubah  sajak-sajaknya yang manis dan seolah bercerita?
Sejalan dengan pendapat Gerson  Poyk, Pramoedya menilai proses kreatif sebagai pengalaman pribadi yang sangat  pribadi sifatnya, setiap pengarang akan mempunyai pengalaman sendiri dan  pengalaman itulah yang mempengeruhi karya-karya yang akan dihasilkan.
Proses tempaan hidup akan  menghaluskan insting perasa manusia sehingga dia peka terhadap persoalan-persoalan di sekelilingnya. Mampu meresapi semangat zaman yang sedang dihadapi,  menjadikan karya-karya yang dihasilkan memberi warna bagi dirinya pribadi maupun  setiap orang yang membacanaya. Suatu proses budaya yang melahirkan Anak-anak  ruhani, yang akan menjalani hidupnya sendiri-sendiri, ada yang bertahan ada juga  yang lenyap hilang ditelan zaman.
Dalam berkarya menurut Sitor Situmorang, seniman dan satrawan Indonesia sekaligus memilih dan dipilih  oleh tema, berbentuk tema-zaman yang mempribadi, yang mencari bentuk. Dalam  menulis dan melukis, si penyair dan si pelukis menjadi unsur proses budaya,  mewujudkan perpaduan berbagai elemen: rasa, pikiran (ide, ilham), dan bentuk  (teknik). Sehingga lahirlah karya.
Buku ini banyak memuat bagaimana proses kreatif itu ditempa dan dibentuk. Pada umumnya mereka semua  adalah generasi yang hidup di era yang penuh gejolak. Mulai dari masa  Kolonialisme vs Nasionalisme (1940-1942), Fasisme Militerisme Jepang (1942-1945),  Revolusi Nasional (1945-1950) sampai masa Kelam (1965-1966). Pengalaman historis  inilah yang kemudian memberikan karakter kuat dalam setiap karya-karya yang dihasilkan. Mereka mampu meresapi setiap perubahan zaman, mampu  mengambil intisari pergolakan zaman dan kemudian menyemai merubanya menjadi  karya-karya yang mengugah.
Pada titik tersebut di mana  proses kreatif sudah menyatu dengan si penulis, maka menulis atau mengarang  bukan lagi persoalan, bagaimana melahirkan karya namun bagaimana bertahan hidup,  bagaimana berdialog, dan bagaimana proses kreatif dimaknai sebagai bentuk  keimanan.
Rori Siregar merasa begitu mesra dengan dunianya, menyadari bahwa menulis dan membaca adalah suatu  kebutuhan setelah dia mencoba menghentikannya. Berhenti membaca, seakan-akan  membuatnya gila. Berhenti menulis terasa menyiksa. Menulis ternyata merupakan  kebutuhan yang sukar dia tolak. Sejak itulah dia merasa perlu berdialog dengan  siapa saja dan dimana saja. Menulis buat dia adalah alat untuk berdialog.
Sungguh tempaan hidup dan kerja  keras, selalu kreatif dalam berkarya telah melahirkan jiwa-jiwa besar. Dalam  berkarya dituntut totalitas dan loyalita, karena proses pertemuan dengan  kreatifitas tidak terjadi tiba-tiba melaikan memerlukan waktu yang lama bahkan  membutuhkan waktu seumur hidup.
Nasjah Djamin begitu lugas mengungkapakan perasaannya, memaknai menulis dan melukis sebagai nafas hidupnya; Saya tidak bisa berbuat lain, menulis dan melukis seperti kebutuhan bernafas untuk hidup kenapa demikian karena dunia menulis dan  melukis adalah bumi yang aku kenal, bumi yang lain tidak sempat aku kenal  kareana untuk menyelami yang ini saja butuh waktu satu umur manusia.
Kita kemudian sampai pada  pemaknaan holistik dari suatu proses kreatif yang diungkapkan Pramoedya Ananta  Toer bahwa, kerja kreatif adalah suatu bentuk keimanan. Pulau di mana kawula meleburkan diri pada Gustinya, Pulau di mana waktu berhenti  bekerja, dan kerja kreatif di dalamnya merupakan keimanan.
Setidaknya ada tiga pelajaran  penting yang dapat kita petik dari buku ini.
Pertama, kita bisa mengetahui proses  penciptaan karya mereka. Suatu proses alamiah, benturan antara realitas keseharian  dengan ide, kemudian dibalut dengan teknik menulis yang baik maka jadilah  karya-karya mereka tercatat dalam kesusastraan Indonesia dan dibaca setiap generasi.
Kedua, kita jadi tahu perjuangan  mereka melahirkan sebuah karya. Suatu karya tidak lahir dengan tiba-tiba namun  melalu proses panjang, penyatuan antara penulis dengan karya yang hendak  ditelurkan membuat karya tersebut seakan hidup dan memberi kehidupan untuk si  penulis dan si pembaca.
Ketiga, boleh jadi kita mendapat  pelajaran dan inspirasi dari proses kreatif mereka. Membaca karya mereka saja  sudah mampu menginspirasi setiap pembaca, apalagi bila kita menelisik bagaimana  proses karya tersebut lahir, tentunya menjadi lautan inspirasi maha luas yang  siap diarungi.
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 



 
 Postingan
Postingan
 
 

 
NAPAS HIDUP BERNAMA KREATIFITAS...
mantaplah....
menulis memang pekerjaan paling keren dan funky gitu loh
Proses kreatif.....
sebentar, biarkan saya merenung.
Semoga proses kreativitas kita juga dapat menyeluruh. Setahu saya semua penulis hebat yang disampaikan di atas semuanya benar-benar kreatif dari sisi kepribadian, proses, lingkungan yang mendukungnya dan juga produk yang dihasilkan...
kalau menulis merupakan proses kreatif, semoga kita dapat mengembangkannya menjadi produk dan juga bisa menerapkan sikap dan sifat kreativitas dalam keseharian kita.